Minggu, 21 Juli 2013

LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM

BAB II
PEMBAHASAN

Landasan Normatif Pendidikan Islam
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan Islam sebagai suatu usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan ke mana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan Islam itu dihubungkan.
Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu, fungsi dasar ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu (Nizar, 2000:95).
Landasan, istilah landasan mengandung arti sebagai alas, dasar atau tumpuan (kamus besar bahasa Indonesia, 1995:560). Istilah landasan dikenal pula sebagai fundasi. Mengacu pada pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa landasan adalah alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal; suatu titik tumpu atau titik tolak dari suatu hal ; atau suatu fundasi tempat berdirinya suatu hal.
Sementara itu, normatif secara leksikal berarti berpegang teguh pd norma; menurut norma atau kaidah yang berlaku.
Dengan demikian, landasan normatif Pendidikan Islam bisa diartikan sebagai pijakan dari Pendidikan Islam menurut norma atau kaidah yang berlaku.
Dasar ilmu pendidikan Islam adalah Islam dengan segala ajarannya. Ajaran itu bersumber dari Al-Qur’an, sunnah Rasulullah Saw. dan Ra’yu (hasil pemikiran manusia).[1]
Landasan Islam terdiri dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw yang dapat dikembangkan dengan ijtihad, al-Maslahah al-Mursalah, Istihsan, Qiyas dan sebagainya.[2]
1.Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Muhammad Saw dalam bahasa Arab yang terang guna menjelaskan jalan hidup yang bermaslahat bagi umat manusia di dunia dan akhirat.[3]
Dalam kaitan Al-Qur’an sebagai salah satu landasan kependidikan Islam, Ahmad Ibrahim Muhanna sebagaimana dikutip oleh Drs. Hery Noer Aly, MA dalam bukunya Ilmu Pendidikan          Islam   mengatakan              sebagai            berikut: Al-Qur’an membahas berbagai berbagai aspek kehidupan manusia, dan pendidikan merupakan tema terpenting yang dibahasnya. Setiap ayatnya merupakan bahan baku bangunan pendidikan yang dibutuhkan semua manusia. Hal itu tidak aneh mengingat Al-Qur’an merupakan kitab hidayah; dan seseorang memperoleh hidayah tidak lain karena pendidikan yang benar serta ketaatannya.
Meskipun demikian, hubungan ayat-ayatnya dengan pendidikan tidak semuanya sama. Ada yang merupakan bagian fondasional dan ada yang merupakan bagian parsial. Dengan perkataan lain, hubungannya dengan pendidikan ada yang langsung dan ada yang tidak langsung.[4]
2.As-Sunnah
As-Sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rasul Allah Swt. Yang dimaksud dengan pengakuan itu adalah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui oleh Rasulullah Saw dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan.[5]
Dalam lapangan pendidikan, sebagaimana dikemukakan oleh Abdurrahman An-Nahlawi dalam bukunya Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Sunnah mempunyai dua faedah, yaitu:
1.      Menjelaskan sistem pendidikan Islam sebagaimana terdapat di dalam Al-Qur’an dan menerangkan hal-hal yang rinci yang tidak terdapat di dalamnya.
2.      Menggariskan metode-metode pendidikan yang dapat dipraktikkan.[6]
Banyak tindakan mendidik yang telah dicontohkan Rasulullah dalam pergaulan bersama para sahabatnya. Muhammad Quthb menerangkan bahwa pribadi Rasulullah Saw sendiri  merupakan contoh hidup serta bukti kongkrit sistem dan hasil pendidikan Islam.[7]
Di samping kedua landasan konstitusinal normatif tersebut, ijtihad (ra’yu) juga dijadikan landasan kependidikan Islam. Soerjono Soekanto menegaskan bahwa masyarakat selalu mengalami perubahan, baik mengenai nilai-nilai sosial, kaidah-kaidah sosial, pola-pola tingkah laku, organisasi, susunan lembaga-lembaga kemasyarakatan, kekuasaan dan wewenang, maupun interaksi sosial dan lain sebagainya.[8]
Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berpikir dengan menggunakan seluruh ilmuyang dimiliki oleh ilmuan syariat Islam untuk menetapkan/ menentukan sesuatu hukum syariat Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan, termasuk pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah.[9]
Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup di suatu tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori-teori pendidikan baru dari hasil ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup.[10]



[1] Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. I,    h. 30.

[2] Zakiah Daradjat, et.al., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. III, h. 19.
[3] Lihat: Ali Hasbullah, Ushul al-Tasyri al-Islam, (Kairo: Dar al-Ma’arif, 1971), h. 17.
[4] Hery Noer Aly, Op.Cit., h. 38-39.

[5] Zakiah Darajat, et.al., Op.Cit., h. 20.
[6] Abdurrahman an-Nahlawi, Ushul al-Tarbiyah al-Islamiyah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1989), h. 23.
[7] Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, terj. Salman Harun, (Bandung: Alma’arif, 1984), h. 13.
[8] Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers, 1988), h. 87-88.
[9] Zakiah Daradat, et.al., Op.Cit., h. 21.
[10] Ibid., h. 22.

Jumat, 19 Juli 2013

ramadhan

ramadhan, bukan sekedar ra-madang.....tapi jadikanlah sebagai momen untuk menapaki manhaj jalan Illahi.

PROPOSAL PTK

BAB I     
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
Sudjana (Nurkancana & Sunartana, 1990:110), mendefinisikan evaluasi hasil belajar adalah “suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar  seorang setelah ia mengalami proses belajar selama satu priode tertentu”. Pernyataan tersebut, menekankan bahwa hasil belajar sebagai hasil dari proses pembelajaran.
Moedjiono dan Dimyanti (1994:4) berpendapat bahwa, “hasil belajar adalah hasil dari interaksi tindak belajar murid dan tindak mengajar yang dilakukan oleh guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi, sedang tindak belajar merupakan puncak dari proses belajar dengan meningkatnya kemampuan”. Selanjutnya hasil belajar menurut (Agung, 2005:75) adalah “hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami interaksi proses pembelajaran”.
Salah satu tujuan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah adalah mengantarkan siswa memahami perjuangan para sahabat nabi yang harus menghadapi siksaan kaum Qurais. Akan tetapi, relitas menunjukkan bahwa di kelas IV MI Mafatihul Huda sebagian siswa belum hafal nama sahabat yang disiksa kaum Qurais, siswa banyak yang belum bisa menyebutkan jenis siksaan yang menimpa sahabat, banyak siswa yang bingung ketika ditanya oleh Guru. Penelusuran lebih mendalam mengantarkan pada informasi bahwa siswa mengalami kejenuhan dalam proses belajar sehingga mereka tidak berkonsentrasi dan cenderung sibuk bermain sendiri atau mengobrol dengan temannya.
Secara teoritis, apa yang dialami siswa tersebut sangat boleh jadi disebabkan oleh pembelajaran yang diterapkan guru tidak menggunakan strategi yang tepat.
Hal itu didukung oleh data bahwa memang pembelajaran yang dikembangkan oleh guru kurang kondusif untuk diserap siswa.
Pembelajaran yang berorientasi untuk mengantarkan siswa mengenal dakwah para sahabat seharusnya menyenangkan dan melibatkan keaktifan siswa. Oleh karena itu, pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam kepentingan hal tersebut adalah menggunakan strategi Index Card Match.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenal nama – nama sahabat Nabi yang mendapat siksaan dari kaum Qurais dan jenis siksaan yang dihadapinya, penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengimplementasikan strategi Index Card Match dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas 4 semester I.

  1. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang tersebut, peneliti menemukan suatu masalah yang perlu dibahas, yaitu: Bagaimana meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi pokok Ketabahan Para Sahabat Nabi pada kelas IV semester I tahun pelajaran 2013 – 2014 di MI Mafatihul Huda Bantarsari Kab. Cilacap?

  1. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan dan memahami pokok penelitian, maka perlu dijelaskan batasan-batasan pengertian dan maksud dari penelitian  ini sebagai mana judul penelitian “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Materi Pokok Ketabahan Para Sahabat Menggunakan Strategi Index Card Match Pada Anak Kelas IV Semester I  Di MI Mafatihul Huda Bulureja Bantarsari, Cilacap  Tahun Pelajaran 2013/2014”
1.      Meningkatkan
Meningkatkan berarti menaikkan, mempertinggi.[1]
2.      Prestasi Belajar
Hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.[2]
3.      Sejarah Kebudayaan Islam
Bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan bagi peserta didik untuk mengenal, serta meneladani bagaimana Rosul dan Para sahabat berjuang untuk menegakkan agama Islam di jazirah Arab dan berusaha menyebarluaskan ke seluruh penjuru dunia.
4.      Ketabahan Para Sahabat Nabi
Yakni kesabaran dalam menghadapi sesuatu yang dialami sahabat Nabi
5.      Strategi
Merupakan teknik dalam melakukan sesuatu
6.      Index Card Match
Adalah strategi pembelajaran dengan cara menjodohkan dua kartu antara pertanyaan dan jawaban
Dari penelusuran istilah diatas, maka yang dimaksud dengan judul penelitian ”Upaya peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam materi pokok Ketabahan Para  Sahabat Nabi Menggunakan Strategi Index Card Match Pada Anak Kelas IV Semester I MI Mafatihul Huda Tahun Pelajaran 2013/2014. Adalah penelitian tentang (Variabel 1 dan 2 dan bagaimana  Prestasi anak dalam Belajar  Sejarah Kebudayaan Islam)           

  1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan  untuk  meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam khususnya pada materi pokok Ketabahan Para Sahabat.

  1. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
Ø  Bagi siswa,  dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya  penguasaan kompetensi  pada materi Ketabahan Para Sahabat
Ø  Bagi guru, dapat meningkatkan pengetahuan dan penguasaan keterampilan  mengelola proses belajar mengajar.
Ø  Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan strategi pembelajaran yang kreatif dan dinamis dalam upaya mencapai Standar Proses Pembelajaran.



















BAB II   
KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

A.    Kajian Teori
Hasil belajar
Belajar adalah suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan. ketrampilan. dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif. konstan dan berbekas. Dalam kaitan ini maka antara proses belajar dengan perubahan adalah dua gejala saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil diproses.[3]
Kegiatan belajar bertujuan untuk memperoleh informasi dan pemaknaan akan suatu hal atau memperoleh suatu keahlian. Aktifitas belajar akan menjadi bermanfaat dan berdaya guna bila siswa mampu menangkap dan memahami apa yang ingin disampaikan dan diharapkan oleh pengajar.
Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar. pengajar (pembelajaran) harus memiliki strategi. metode dan teknik agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. mengapa pada tujuan yang diharapkan dan dicapai. Salah satu langkah penting yang harus ditempuh oleh pengajar adalah dengan menguasai strategi dan metode-metode pengajaran.
Sedangkan pembelajaran Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang Sejarah Perkembangan Islam, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang dakwah Nabi dan Para Sahabat. Secara substansial mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk meneladani keteguhan mereka dalam beriman dalam kehidupan sehari-hari.[4]
a.    Strategi pembelajaran Index Card Match (Mencari Pasangan)
Index card Match adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diajarkan sebelumnya. Namun demikian materi barupun tetap bisa diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ini dengan catatan, siswa diberi tugas untuk mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas sudah memiliki bekal pengetahuan.
Strategi pembelajaran Index Card Match memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan Index Card Match yaitu:
a)      Siswa menerima satu kartu soal atau jawaban, namun melalui presentasi antar pasangan.
b)      Terjadi proses diskusi dan presentasi sehingga menguatkan materi yang hendak dipelajari.
c)      Siswa dapat mempelajari topik atau konsep lainnya. 
Sedangkan Kekurangan Index Card Match  yaitu:
a)      Hanya terjadi satu babak saja sehingga sedikit monoton,
b)      Tidak ada poin untuk pasangan yang lebih cepat bertemu.
”Langkah – langkah strategi pembelajaran index card match :
1)      Guru membuat potongan – potongan kertas sejumlah siswa yang ada di dalam kelas.
2)      Bagi jumlah kertas tersebut kedalam dua bagian yang sama.
3)      Tulis pertanyaan tentang materi yang tela diberikan pada setengah bagian kertas yang telah di siapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
4)      Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat tadi.
5)      Kocok semua kertas sehingga tercampur antara soal dengan jawaban.
6)      Beri setiap siswa satu kertas.
7)      Minta siswa untuk mencari pasangan mereka. Jika ada yang suda menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk atau berdiri berdekatan.
8)      Setelah semua semua siswa berdekatan dan duduk sesuai dengan pasangan, setiap pasangan secara bergantian membaca soal yang diperoleh dengan keras kepada teman – teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan –pasangan lain”.
(Hisyam Zaini dkk, 2007: 69-70)

  1. Hipotesis Tindakan
Jika pembelajaran dakwah para sahabat dilakukan dengan menggunakan strategi Index Card Match, maka akan terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam mengenal dakwah para sahabat.






















BAB III 
METODE PENELITIAN

A. Komponen Metodologis
  1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah berupa Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Menurut Masnur Muslich, penelitian tindakan kelas adalah sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.
Penelitian ini dilaksanakan berkolaboratif antara guru kelas IV dengan peneliti, berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di MI Mafatihul Huda Bantarsari Cilacap. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan.

  1. Objek Penelitian
Pelaksanaan pembelajaran strategi Index Card Match pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi pokok Ketabahan Para Sahabat.
  1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah Guru dan Siswa kelas IV MI Mafatihul Huda
  1. Metode dan Instrumen Penggalian Data
Dalam penelitian ini, metode yang dipakai antara lain:
1)      observasi berpartisipasi, dimana peneliti ikut terlibat dalam kegiatan yang diamati. Adapun alasan peneliti menggunakan metode ini adalah agar memungkinkan peneliti menangkap dinamika kelas secara multiaspek, diantaranya bagaimana semangat, antusiasme, partisipasi siswa dalam pembelajaran, serta peneliti juga berperan sebagai guru dalam pembelajaran.
2)      tes, dimana prosesnya adalah sebagai berikut:
Ø  Membuat kisi – kisi
Ø  Membuat draft soal
Ø  Konsultasi dengan ahli
Ø  Setelah fix, soal digunakan untuk mengumpulkan/ mendapatkan data.
3)      Wawancara
Metode wawancara digunakan untuk  mengetahui tanggapan siswa terhadap metode     pembelajaran dengan strategi index card match.

5.      Tempat Dan Waktu Penelitian
1.      Tempat Penelitian
Penelitian bertempat di MI Mafatihul Huda Bulureja Bantarsari Cilacap. Sebagai populasi sekaligus sampel penelitian adalah siswa kelas IV.

2.      Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada minggu ke-4 dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut: Jadwal Penelitian, No, Kegiatan Bulan, Minggu ke, Ke-4 Ke-5, 1 2 3 4 1 2 3 4
1.      Perencanaan
2.      Refleksi awal
3.      Pelaksanaan siklus I
4.      Pelaksanaan siklus II
5.      Pengolahan data
6.      Penyusunan laporan

6.      Pelaksana Dan Kolaborator
            Pelaksana adalah orang yang melaksanakan penelitian yaitu mahasiswa STAIS Majenang Nama Ardian Nopianto Sagita NIM 103050145. Kolaborator adalah suatu kerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti atasan, sejawat atau kolega. Kolaborator ini diharapkan dapat dijadikan sumber data, karena pada hakikatnya kedudukan peeltii pada penelitian tindakan kelas ini merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi juga terlibat langsung dalam proses situasi dan kondisi. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan informasi dan konstribusi yang baik sehingga dapat tercapai tujuan dari penelitian ini. Yang menjadi kolaborator disini adalah guru kelas IV MI Mafatihul Huda Bulureja Bantarsari Cilacap yaitu Tri Logiyanti.
7.      Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut empat aspek tersebut.
Rancangan penelitian yang peneliti gunakan adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart dengan desain sebagai berikut :
Siklus I Siklus II
Berdasarkan desain di atas, tahapan penelitian dijelaskan sebagai berikut :
a.       Refleksi Awal (Pra Siklus)
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kesulitan siswa dalam mengenal nama sahabat Nabi yang disiksa kaum Qurais yaitu dengan cara mencari dokumen hasil prestasi pembelajaran sebelum menggunakan strategi Index Card Match.
Siklus Pertama (I)
1)      Perencanaan
Merencanakan proses pelaksanaan strategi Index Card Match pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Ketabahan Para Sahabat Nabi
2)      Tindakan
3)      Observasi
4)      Refleksi
1.      Refleksi Awal (pra siklus)
Perencanaan Pokok menyebutkan dan menghafal nama Sahabat Nabi yang disiksa kaum Qurais pada siswa kelas IV MI Mafatihul Huda Bulureja Bantarsari Cilacap
a.       Mengembangkan skenario pembelajaran dengan membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP)
b.      Menyiapkan sumber belajar
c.       Menyiapkan media pembelajaran
d.      Menyusun lembar kerja siswa
e.       Mengembangkan format penilaian
f.       Mengembangkan format observasi pembelajaran
2.      Tindakan
Pelaksanaan tindakan mengacu pada skenario, lembar kerja  siswa dan lembar observasi siswa. Adapun langkah-langkah tindakan adalah sebagai berikut :
Peneliti memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi pokok Ketabahan Para Sahabat Nabi. Pelaksanaan strategi Index Card Match yaitu :
1)      Peneliti menjelaskan materi tentang ketabahan para Sahabat Nabi dengan cara menyampaikan secara lisan serta memperlihatkan kartu yang berisi nama para sahabat pada siswa berikut jawaban pada kartu yang satunya.
2)      Secara klasikal siswa menyebutkan nama – nama tersebut beserta jenis siksaan/ ujian yang dihadapinya mengulang apa yang disampaikan  peneliti dan terdapat dalam kartu.
3)      Guru menyiapkan dua meja dan meletakkan kartu secara acak dan menyuruh siswa berkelompok maju untuk mejodohkan kartu.
4)      Secara berkelompok siswa mencari nama sahabat dan pasangannya, yaitu jenis siksaan yang dihadapinya.
a.        Peneliti mengklarifikasi hasil kerja siswa
b.      Peneliti menutup pembelajaran
3.      Observasi (pengamatan)
a.       Melakukan observasi (pengamatan) tentang bagaimana siswa menjodohkan nama sahabat dan ujian yang dihadapinya.
b.      Mencatat hasil observasi sesuai format yang telah disiapkan.
4.       Refleksi
a.       Melakukan pertemuan dengan kolaborator untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa
b.      Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
Siklus Ke II
Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan II. Langkah-langkah siklus II adalah sebagai berikut :
1.      Perencanaan
a.       Mengidentifikasi masalah-masalah khusus yang dialami pada siklus sebelumnya
b.      Membuat rencana program pembelajaran (RPP)
c.       Membuat soal tes
d.      Menyusun lembar observasi siswa
2.      Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu mengembangkan rencana tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih meningkatkan semangat belajar siswa dalam proses pelaksanaan Strategi Index Card Match pada skenario pembelajaran yang telah direncanakan.
3.      Observasi (Pengamatan)
a.       Melakukan observasi (pengamatan) tentang bagaimana siswa menjodohkan nama sahabat dan ujian yang dihadapinya.
b.      Mencatat hasil observasi sesuai format yang telah disiapkan.
4.      Refleksi
a.       Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran
b.      Bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan
8.      Teknik Analisis Data
Analisa data untuk tujuan tindakan dilakukan dengan membandingkan isi catatan kolaborator (guru pengampu) dan peneliti dengan harapan unsur kesubyektifitasan dapat dikurangi. Hasil analisa data disajikan sebagai berikut :
1.      Teknik Analisa Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data berupa mutu. Data kualitatif yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa catatan lapangan dan dokumen tugas siswa dari hasil pelaksanaan metode demonstrasi.[5]
2.   Teknik Analisa Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data berupa jumlah atau angka-angka. Teknik data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan statistic deskriptif.[6]













BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi, suhardjono, supardi. 2007. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Dimyati & Mudjiono . 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hisyam Zaini, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogjakarta:CTSD
Miles dan Huberman. 1992. Analisis data Kualitatif. (diterjemahkan Ole: Tjetjep Rohedi Rosidi). Jakarta: Universitas Indonesia.
Sudjana, Nana. 1998. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research Jilid 2 (Yogyakarta; ANDI, 2004)

Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta; Rineka Cipta, 2008)









[1] Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. (Jakarta ; Balai Pustaka, 2001)

[2] M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2003)

[3] Chalidjah hasan, dimensi-dimensi psikologi pendidikan, al ikhlas, surabaya, 1994. Hlm. 84

4Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 67
[5] Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 2 (Yogyakarta; ANDI, 2004)

[6] Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktis (Jakarta; Rineka Cipta, 2008), hlm. 67